Rabu, 28 Desember 2011

12 Perempuan Makassar Launching Buku Puisi*


Kaki Waktu, sebuah buku ontologi puisi di launching Senin (25/7/11), di Gedung Bakti, Jl. Dr. Soetomo Makassar. Istimewanya karena buku ini ditulis oleh 12 perempuan Makassar yang datang dari generasi berbeda. Mereka adalah  Andi Tenri Ola, Dalasari Pera, Dharmala Majid, Dhida Alwi, Eka Fitriani, Handayani Utami, Inayah Mangkula, Madia Qaddafi, Meike Lusya Karolus, Rahiwati Sanusi, Maria Atikah, dan Reni Purnama.
Perbedaan umur yang cukup beragam di antara para penulisnya, juga memberi karakter dan warna berbeda dalam buku ini. Selain itu, latar belakang pekerjaan mereka yang juga berbeda. Ada yang bekerja sebagai ibu rumah tangga, wiraswasta, aktivis, perawat dan mahasiswa.
M. Aan Mansyur, penggiat Penerbit Ininnawa Makassar yang juga sebagai editor buku ini mengatakan, “Walaupun latar belakang pekerjaan mereka berbeda tapi mereka memiliki minat menulis yang sama, khususnya menulis puisi”.
Ontologi puisi ini menggambarkan keseharian perempuan pada umumnya. Mulai dari tema cinta, perkawinan, keluarga, kematian, sampai ke masalah sosial politik dan peran perempuan saat ini. Diharapkan kumpulan puisi ini menjadi semangat baru untuk  menumbuhkan penyair-penyair perempuan Makassar masa depan.
Aan yang juga memberikan kata pengantar di buku ontologi puisi ini  menambahkan, “Yang mereka tulis juga adalah kegiatan mereka sehari-hari, baik itu tentang cinta, keluarga, juga ada yang menuliskan puisi tentang sosial politik”.
Pertemuan 12 perempuan ini diawali pertemanan situs jejaring sosial. Pertemanan lewat dunia maya ini berlanjut dengan membuat sebuah komunitas menulis bernama Lego-lego.
“Kita mau kalau perempuan Makassar harus menulis tapi yang paling penting perempuan bisa menyatakan pendapatnya lewat tulisan. Dan perempuan harus memiliki wadah untuk menyatakan perspektifnya” ujar Rahiwati Sanusi, salah seorang penulis dalam kumpulan puisi tersebut.
Rencananya dua belas perempuan ini akan terus berkarya lewat cerpen, novel ataupun puisi. Mereka akan terus berjalan seperti waktu yang terus mengitari. Mereka adalah jarum-jarumnya yang akan terus berada di bawah Kaki Waktu, seperti judul buku perdana mereka.

* http://www.radiospfm.com/?p=166#more-166

Tidak ada komentar:

Posting Komentar